Berdasarkan ada
tidaknya gerakan yang terjadi, sendi dibedakan menjadi tiga, yaitu sinartrosis,
amfiartrosis, dan diartrosis (Soewolo, Soedjono Basoeki, dan Titi Yudani, 2005:
22).
1.
Sinartrosis (Sendi Mati)
Sinartrosis
adalah persendian yang tidak memungkinkan adanya gerak sama sekali antara dua
tulang yang bersambungan. Oleh karena itu, sinartrosis disebut juga sebagai
sendi mati (Soewolo, Soedjono Basoeki, dan Titi Yudani, 2005: 22). Persambungan
ini sangat kuat, biasanya dihubungkan oleh jaringan ikat fibrosa atau kartilago
(Kalyani Premkumar, 2004: 125). Sendi ini biasanya digunakan untuk melindungi
bagian tertentu. Terdapat empat tipe sendi sinartrosis, yaitu sutura,
gomphosis, sinkondrosis, dan sinostosis (Martini, 2007: 190).
a.
Sutura
Sutura
yaitu persendian antartulang tengkorak. Sutura membentuk persendian persendian
melalui hubungan dua tulang yang ujungnya kasar saling mengunci dan disatukan
oleh jaringan ikat fibrosa (Soewolo, Soedjono Basoeki, dan Titi Yudani, 2005:
22).
Gambar 1. Persendian
antartulang tempurung kepala (skull)
yang disatukan oleh jaringan fibrosa (Marieb, 2001)
b.
Gomphosis
Gomphosis
merupakan persambungan antara gigi dengan soket pada maksila dan mandibula. Penghubung
fibrosa pada bagian ini disebut dengan ligamen periodontal (Martini, 2007:
190).
Gambar
2. Sendi gomphosis pada persambungan antara gigi
dengan soket (Marieb, 2001)
c.
Sinkondrosis
Sendi
sinkondrosis bersifat rigid (kaku). Jembatan kartilago menghubungkan kedua
tulang (Martini, 2007: 190). Contohnya adalah persendian antara epifisis dan
diafisis tulang panjang. Pada tulang yang sedang tumbuh, persendian disatukan
oleh jaringan tulang rawan hialin yang dikenal dengan nama cawan epifiseal.
Setelah tulang berbenti tumbuh, cawan epifiseal diganti oleh jaringan tulang
keras sehingga epifisis dan diafisis benar-benar menyatu (Soewolo, Soedjono
Basoeki, dan Titi Yudani, 2005: 22). Selain itu, sendi ini juga terdapat pada
hubungan antara tulang rusuk (costae) dengan tulang dada (sternum) (Martini,
2007: 190).
Gambar
3. Persendian antara epifisis dan diafisis tulang panjang
(Douglas College,
1999)
Gambar
4. Hubungan antara tulang rusuk (costae) dengan tulang dada
(sternum) (Marieb,
2001)
d.
Sinostosis
Persendian
ini bersifat sangat kaku karena terbentuk dari persambungan tulang tanpa ada
jaringan lain yang menghubungkannya. Contohnya adalah persambungan tulang dahi
(tulang frontal) yang menghubungkan dahi kanan dan kiri.
Gambar 5. Persendian
antara tulang dahi kanan dan kiri
(Ronald A. Bergman dan Adel K. Afifi, 2013)
2.
Amfiartrosis (Sendi Kaku)
Amfiarrosis
adalah persendian yang masih memungkinkan adanya sedikit gerakan antara dua
tulang. Permukaan persendian dibatasi oleh jaringan antara. Jaringan antara ini
dapat berupa jaringan fibrosa dan jaringan tulang rawan (Soewolo, Soedjono
Basoeki, dan Titi Yudani, 2005: 23). Sendi ini memiliki dua tipe, yaitu
sindesmosis dan simfisis (Kalyani Premkumar, 2004: 125).
a.
Sindesmosis
Sindesmosis
merupakan persambungan antartulang yang dihubungkan oleh ligamen. Contohnya
adalah persendian antara tibia dan fibula (Kalyani Premkumar, 2004: 125).
Gambar 6. Persendian
antara tibia dan fibula (Marieb, 2001)
b. Simfisis
Simfisis
merupakan persendian yang dihubungkan oleh fibriokartilago. Contohnya adalah
persendian antara tulang pubis dan antara ruas-ruas tulang belakang (Kalyani
Premkumar, 2004: 125).
Gambar 7. Sendi
simfisis (Douglas College. 1999)
3.
Diartrosis (Sendi Gerak)
Diartrosis
adalah persendian yang memungkinkan adanya gerak bebas antartulang. Diartrosis
juga disebut sebagai persendian sinovial (synovial
joint) (Soewolo, Soedjono Basoeki, dan Titi Yudani, 2005: 23).
Persendian
diselubungi oleh kapsul dari jaringan ikat fibrosa yang disebut kapsul sendi (articular capsule). Kapsul terdiri dari
dua lapisan, yaitu lapisan fibrosa eksternal dan lapiran sinovial internal atau
yang sering disebut dengan membrane sinovial. Lapisan fibrosa tersusun atas
jaringan yang tebal dan tidak beraturan, namun fleksibel dan kuat.
Fleksibilitas ini memungkinkan pergerakan yang lebih leluasa. Jaringan yang kuat mencegah terjadinya
dislokasi tulang. Kapsul fibrosa kadang-kadang diperkuat oleh ligament. Membran
sinovial terdapat dibagian permukaan kapsul bagian dalam. Membran sinovial
berfungsi menghasilkan cairan sinovial. Cairan ini berfungsi:
a.
sebagai pemulas untuk megurangi
gesekan antartulang,
b.
menyalurkan nutrisi dan
membuang zat sisa,
c.
mengurangi getaran,
d.
pertahanan.
Bagian permukaan
tulang satu dengan yang lain tidak berhubungan secara langsung karena terdapat
kartilago (articular cartilage)
(Kalyani Premkumar, 2004: 125-126).
Gambar 8. Struktur
persendian synovial (Kalyani Premkumar, 2004: 126)
Sebagian
besar persendian rangka tubuh manusia adalah diartrosis. Persendian diartrosis
dibedakan menjadi enam macam, yaitu sendi luncur, sendi engsel, sendi putar,
sendi pelana, sendi peluru, sendi ellipsoidal (Soewolo, Soedjono Basoeki, dan
Titi Yudani, 2005: 23).
a.
Sendi Luncur
Permukaan
sendi biasanya datar. Sendi ini hanya mungkin melakukan gerakan kiri kanan dan
muka belakang. Persendian yang memungkinkan gerak pada dua bidang datar seperti
ini disebut persendian dua sumbu (biaksial). Contohnya adalah persendian antara
tulang-tulang karpal, antara tulang-tulang tarsal, antara sternum dan
klavikula, dan antara scapula dan klavikula (Soewolo, Soedjono Basoeki, dan
Titi Yudani, 2005: 24).
Gambar 9. Sendi
luncur antartulang karpal (Marieb, 2001)
b.
Sendi Engsel
Permukaan
sendi tulang pertama cekung, sedangkan permukaan sendi tulang kedua cembung.
Permukaan cembung tepat dapat masuk pada permukaan cekung. Persendian ini memungkinkan
gerakan hanya pada satu bidang datar sehingga termasuk persendian satu sumbu
(monoaksial). Persendian ini dapat menghasilkan gerak fleksi-ekstensi seperti
gerak membuka dan menutup pintu. Gerak fleksi adalah suatu gerakan yang mengacu
pada gerak mengecilkan sudut. Gerak ekstensi mengacu pada gerak membesarkan
sudut. Contoh sendi ini adalah sendi pada siku dan lutut (Soewolo, Soedjono
Basoeki, dan Titi Yudani, 2005: 24).
Gambar 10. Sendi
engsel pada siku (Marieb, 2001)
c.
Sendi Putar
Pada
sendi putar, permukaan tulang pertama yang membulat, meruncing, aau berbentuk
kerucut bersendi dengan lekuk yang dangkal dari tulang lain. Sendi ini
memungkinkan gerakan utama berupa putaran (memutar) dan termasuk persendian
monoaksial. Contoh sendi putar adalah persendian antara tulang atlas dengan
dasar tulang tengkorak yang menghasilkan gerakan menggelengkan kepala,
persendian antara ujung proksimal tulang radius dan ulna yang menghasilkan
gerakan supinasi dan pronasi tapak tangan (Soewolo, Soedjono Basoeki, dan Titi
Yudani, 2005: 24).
Gambar 11. Sendi
putar pada ujung proksimal tulang radius dan ulna
(Marieb, 2001)
d.
Sendi Pelana
Permukaan
ujung tulang pertama pada sendi pelana berbentuk cekung. Permukan tulang ini
masuk ke permukaan tulang kedua yang berbentuk cembung. Persendian ini
memungkinkan gerakan menyamping (kanan-kiri) dan gerak muka belakang sehingga
termasuk persendian biaksial. Contoh sendi pelana adalah persendian antara
tulang trapesium dan metacarpal dari ibu jari (Soewolo, Soedjono Basoeki, dan
Titi Yudani, 2005: 24).
Gambar 12. Sendi
pelana antara tulang trapesium dan metacarpal dari ibu jari (Marieb, 2001)
e.
Sendi Peluru
Pada
sendi peluru, permukaan sendi tulang pertama berbentuk seperti bola dan
permukaan tulang kedua berbentuk cekung seperti mangkuk. Permukaan sendi
pertama masuk ke permukaan sendi kedua. Persendian ini memungkinkan terjadinya
gerakan triaksial, yaitu gerakan fleksi dan ekstensi, abduksi dan aduksi, serta
gerakan rotasi. Contoh sendi peluru adalah persendian antara tulang lengan atas
dengan tulang belikat dan persendian antara tulang paha dengan tulang pinggul
(Soewolo, Soedjono Basoeki, dan Titi Yudani, 2005: 24).
Gambar 13. Sendi
peluru antara tulang lengan atas dengan tulang belikat
(Marieb, 2001)
f.
Sendi Elipsoidal
Pada
sendi ellipsoidal, ujung tulang yang berbentuk oval masuk ke cekungan tulang
lain yang berbentuk elips. Persendian ini memungkinkan gerakan kiri kanan dan
muka belakang sehingga termasuk persendian biaksial. Contoh sendi ellipsoidal
adalah persendian antara tulang radius dan tulang karpal yang memungkinkan
gerak tapak kanan ke atas dan ke bawah dan ke kanan kiri, serta sendi antara phalanges
dan metacarpal (Soewolo, Soedjono Basoeki, dan Titi Yudani, 2005: 24).
Gambar 14. Sendi phalanges
dan metacarpal (Marieb, 2001)
Untuk melihat video tentang sendi diartrosis klik di sini.
Martini, Frederic H. 2007. Anatomy
and Physiology 1st Edition. Jurong: Pearson education South Asia
Pte. Ltd.
Premkumar, Kalyani. 2004. The Massage Connection Anatomy and Physiology
2nd Edition. USA: Lippincott Williams and Wilkins.
Soewolo, Soedjono Basoeki, dan Titi Yudani.
2005. Fisiologi Manusia. Malang: UM
Press.
Sumber Gambar:
Bergman, Ronald A. dan Adel K. Afifi. 2013. The Bones of The Skull Seen From the Front. Diakses dari http://www.anatomyatlases.org/atlasofanatomy/plate01/01skullfront.shtml
pada 12 Juni 2013 pukul 13.00 WIB.
Douglas College. 1999. Articulations.
Diakses dari http://people.douglas.bc.ca/mcgregor/project/articulations.html
pada 12 Juni 2013 pukul 13.30 WIB.
Marieb. 2001. Human Anatomy
and Physiology 5th Edition. San
Fansisco: Benjamin Cummings.
Premkumar, Kalyani. 2004. The
Massage Connection Anatomy and Physiology 2nd Edition. USA:
Lippincott Williams and Wilkins.
Sumber
Video:
Cork, Alejandra. 2011. 3D Medical Animation-Ankle Joint-Bones of
Foot. Diakses dari http://www.youtube.com/watch?v=
NbrvU7MgY0 pada 15 April 2013 13:15.
nice gan
BalasHapusmakasi. Saya copy + print ya
BalasHapusmakasi. Saya copy + print ya
BalasHapus